Senin, 20 Oktober 2014

Menukik Langit Malam





Selayaknya matahari yang terbit menyongsong cahaya

Dan terbenam dengan memesona lewat warna yang meneguhkan jiwa- jiwa rehat

Diam- diam sejak kecil dulu telah kutandai, kalau malam cerah bertandang, pasti bintang akan terlihat lebih memesona di langit. Bertaburan membentuk pola yang tak tentu, namun tetap saja nyaman dipandang. Disaat seperti ini bintang- bintang yang nampak mungil itu justru menambah keelokkan sang bulan. Seakan Tuhan tengah mengatur supaya penduduk langit berjuang bersama menularkan cahaya hingga turun ke bumi. 

Bintang- bintang itu menyihir kami, segerombolan bocah yang asik bermain memaksa diri menemukan bintang yang berpola sambil berbaring di atas atap salah satu rumah kami. Menyihir hingga mulut- mulut kecil kami ternganga. Sampai- sampai bisa merasakan jika ada sedikit saja angin menukik, hingga membawa awan gelap yang siap- siap menutup sebagian bintang. Biasanya kami akan menunggu hingga awan itu berlalu. Menatap dalam sunyi, sampai mereka bak lukisan yang beterbangan di angkasa. Hebat sekali langit malam itu. 

Tapi tahukah engkau, bahwa langit malam di pagi buta akan terlihat lebih memesona. Entah mengapa seakan penduduk langit saat itu akan tampak lebih bercahaya. Padahal telah waktunya penduduk bumi untuk terlelap, atau sekadar lalu- lalang dalam perjalanan sambil  menghiraukan malam, tak ada yang peduli. Merahasiakan keelokan bulan dan bintang yang tengah pasrah bersiap menanti kehadiran mentari.

Namun, bukankah adakalanya, menyerahkan diri dan memelihara rahasia keelokan, menjadi bagian dari indahnya menjalani hidup ini ?

Tidak ada komentar: