Malam itu begitu sepi. Sinar rembulan timbul tenggelam di
antara awan tipis yang menari di gelanggang langit yang dingin. Seorang anak
manusia yang lama pergi telah menemukan jalan pulangnya.
Hari ini aku kembali menulis. Terlalu banyak peristiwa yang
tak sempat tertulis tuk mengalirkan pesan. Tapi kini saatnya menarik diri
sejenak, untuk mengembalikkan ikhlas.
Kali ini aku ingin bicara tentang sesuatu yang disebut “perempuan”.
Kadang memang tak logis, ketika perempuan harus tampil dibalik tuntutan-
tuntutan yang hadir dari paradigma masyarakat. Yang seakan terbiasa untuk
tampil ideal sekadar memenuhi pandangan para pembuat adat.
Namun rangkaian peristiwa belakangan kembali mengajarkan ku
tentang hakikat cinta. Aku mungkin akan berhenti, entah kapan, untuk
menguraikan definisi cinta. Karena cinta itu dekat, sedekat urat nadi kita. Tak
usah membuka buku- buku di rakmu jika ingin mengurai tentang cinta.
Aku rindu .. rindu belajar menjadi perempuan yang lembut
nurani nya. yang mampu menjaga jatuh cinta nya untuk selalu dalam dekap-Nya.
Aku khawatir .. khawatir akan ketidakmampuan untuk setia
menjaga, menjaga kepercayaan-Nya.
Aku mendamba cinta .. cinta yang memberi nutrisi bagi nurani-
nurani yang sepi.
Ku dengar dari para penyair, adakah cinta sejati di dunia ?
adakah cinta yang sempurna ? atau adakah hati yang tak bisa luka ?
Bagiku, cinta adalah kelembutan nurani dengan akal .. jikalau
rindu datang .. biar saja jadi penghiburan kecil saat itu.
Bukankah Sang Khalikul alam yang memberi cinta ?
Maka tidak ada yang salah dengan cinta. Namun setidaknya jangan
pernah lelah mendidik rasa dalam tujuan yang haq. Yang tetap hidup dalam raga
yang kelak tak bersuara lagi.
Aku rindu menjadi perempuan .. perempuan yang menjaga setiap
nafas bahagia nya .. perempuan yang menjaga tiap butir ikhlas nya .. perempuan
yang memberi harapan untuk jiwa- jiwa yang dicintai nya .. perempuan yang
menjadi kekuatan saat sekitarmu hanyalah rahasia dan dusta .. perempuan yang menjaga
keyakinan nya saat hilang, keyakinan pada setiap untaian surat cinta-Nya.
Demi janji pada maha pemberi cinta .. Inginnya diri kembalikan nurani
pada sesuatu yang disebut “perempuan”.