Rabu, 30 Januari 2013

Terima Kasih Langit Malam



Acapkali kudapati pertanyaan, mengapa kau suka memandang langit ? 

Selain terimakasih, mungkin harus ku sampaikan juga kata maaf pada langit pagi karena terus terang, memandang langit malam lebih membuatku gila. Terimakasih untuk langit pagi yang dengan sukarela mempersembahkan pemandangan ekspose penuh dialektika kepada ku, dan maaf tak bisa ku sandingkan kau dengan langit malam sama rata.

Agaknya aku setuju pada beberapa orang yang sering mengatakan bahwa memandang langit malam akan menciptakan suatu perasaan tertentu. Bagiku langit malam cukup membuat gila. Bayangkan saja, sampai detik ini aku tak bisa menghitung dengan sempurna berjuta hiasan di langit malam itu. Ya, taburan bintang .. penghuni tetap langit, yang hanya tampak jelas ketika gemerlap tiba. Dan mengapa tak bisa ku lihat hiasan itu di langit pagi ? atau tak bisakah ku lihat mentari di langit malam ? langit malam, tahukah banyak lagu menggunakan napas mu dengan kehangatan bahkan nuansa romantisme ? dan langit pagi, tahukah banyak lagu yang menggunakan albedo mu dengan keceriaan dan semangat ? baiklah, akan ku ambil kesimpulan bahwa itulah perbedaan kalian, langit malam-langit pagi.

Sering kudapati imajinasi dalam benak, seperti apa sejatinya bentuk segala hiasan langit. Benarkah bintang yang jatuh itu ada ? entahlah, ku sendiri tak pernah merasakan dialektika alam seperti itu. Malam itu, langit malam dengan bangga mempersembahkan edisi terbarunya kepadaku lewat bulat-terang nya sang bulan yang tampak serasi ketika disandingkan dengan untaian bintang yang jumlahnya tak bisa ku hitung sempurna itu. Adakah langit malam bersela membawa pesan jiwa, menularkan rasa atau hanya sekadar laksana beraja lewat ?

Lagi-lagi ku katakan entah mengapa, tak satu malam pun ku lewati untuk menyapa langit malam dari beranda depan kost-kost-an, tempat tinggal ku selama marantau di negeri Jawa ini. Nampak sedikit melankolis memang, tapi ku tak peduli. Tak jarang langit malam menunjukkan  kepadaku betapa sistematis-nya tata letak hiasan yang ia punya, tak jarang langit malam membuatku merasa kerdil di hadapan-Nya, dan hampir setiap menyapanya harus membuatku merasakan betapa Bijaksana-nya Tuhan ku tengah membuatmu tampak indah. ALLAHurabbi, Kau sungguh Memesona.

Tidak ada komentar: